Kamis, 22 April 2021

Surat Untuk Calon Anakku #1

Assalamualaikum.
Untuk calon anakku, hari ini bapakmu sedang menulis surat yang sebenarnya adalah tugas kuliah. Tadinya, Bapak ingin menyalin dari internet. Tetapi, tak kuasa hati Bapak melakukan hal tersebut. Bapak ingin menulis surat yang benar-benar Bapak ingin katakan kelak saat engkau lahir dan tumbuh.

Nak, panggilah aku dengan panggilan bapak saja. Jangan dengan panggilan ayah, abah, atau daddy. Jangan juga panggil aku dengan panggilan masbro, ngab, atau mang. Karena aku ini bapakmu. Jika engkau bertanya kenapa aku hanya ingin dipanggil dengan panggilan bapak, jawabannya ada di ujung langit. Maafkan Bapak, Nak. Bapak memang suka bercanda, Bapak berharap kelak engkau lebih suka tertawa daripada menangis. Menangis memang perlu, tetapi tertawa dan bahagia itu lebih penting, Nak.

Nak, Bapak saat ini masih bingung membedakan benar dan salah, ternyata dunia ini tidak selalu hitam berlawan dengan putih, terkadang dunia ini abu-abu. Saling bercampur dan membingungkan. Terkadang, kebenaran yang kita anggap benar hanyalah ego dari pembenaran suatu kesalahan. Betul, Nak. Memang membingungkan. Bapak berharap, kelak engkau tetap dalam pendirianmu disaat engkau terjatuh dalam kebingungan. Kita tidak harus selalu benar, kita boleh salah. Karena dari kesalahan kita belajar apa itu kebenaran sejati.

Saat ini Bapak belum menikahi calon ibumu. Alasannya sederhana, Bapak belum siap. Nak, orang-orang disekitar Bapak berpikir bahwa pernikahan tidak sesakral seharusnya. Mereka berpikir bahwa jika ada sepasang kekasih yang saling mencintai, mereka bisa menikah tanpa persiapan mental dan finansial. Bapak tidak ingin pernikahan Bapak dan calon ibumu berakhir di pengadilan agama, hanya karena masalah finansial dan belum siapnya mental. Bapak tidak ingin mengorbankanmu, Nak. Bapak selalu ingin mengusahakan yang terbaik untukmu dan calon ibumu. Doakan bapakmu ini selalu dijalan yang semestinya, Nak.

Bapak sudahi dulu surat untuk hari ini. Besok, jika waktu memungkinkan. Bapak akan menulis surat lagi untukmu, Nak. Tentunya bukan karena ada tugas kuliah, tapi memang karena masih banyak yang ingin Bapak sampaikan.

Salam, dari calon bapakmu.
~ M. Suryadi

Show Comments